I used to experience something called Emotional Exhausted, atau dalam Bahasa Indonesia Biasa dikenal sebagai Kelelahan emosi.
Saya juga pernah menulis tentang Emotional Exhausted di blog Pribadi saya, jika berkenan untuk membaca ➡️ The Art of Being Sad - Emotional Exhausted
Jadi apa itu Emotional Exhausted?
Baba et al (2009) mendefinisikan bahwa kelelahan emosional adalah suatu keadaan emosional yang terjadi secara terus-menerus serta mengakibatkan suatu ketegangan psikis (jiwa) karena adanya tekanan dari lingkungan. Keadaan ini menimbulkan suatu gejala kegelisahan, kepenatan, komplain yang dilakukan oleh psikis seseorang serta depresi akibat pekerjaan yang dilakukan. Apabila keadaan ini terus dilanjutkan tanpa adanya sebuah solusi untuk mengatasinya akan berdampak pada efektivitas pekerjaan orang itu sendiri.
Kelelahan Emosional dulu sering muncul Ketika saya mengalami stress yang berlebih akibat tekanan disekitar saya dan berlangsung sangat lama. Depresi, sedih terus menerus, kesepian, gampang kesal, lelah, jadi emosian, sambat, sampai malas untuk ngapa2in hanya ingin rebahan.
Apa yang menyebabkan saya stress?
Banyak sekali. Jika menceritakan detail-detailnya mungkin tulisan ini akan menjadi panjang jadi saya akan menulis inti-intinya saja. Tugas, ujian, praktikum, kegiatan kampus, masalah sosial, overthinking, pencapaian yang tidak sesuai dan hal hal yang menyebabkan saya stress dari pagi sampai malam. Belum lagi kadang perasaan kesepian, tidak punya teman (padahal temen-temen saya selalu 24/7 ada untuk saya😭), tidak ada hiburan, Hal kecil semakin menjadi berat karena saya adalah tipikal orang yang perfeksionis dan mau segalanya bekerja sesuai dengan keinginan saya, otomatis saya harus terus meng-handdle dan memperbaiki hal-hal yang menurut saya tidak sesuai dengan standard saya.
Mungkin masalah saya kelihatan sepele, namun menurut saya kekuatan setiap orang untuk menghadapi masalah yang ada dalam hidupnya itu tidak sama. Seiring berjalannya waktu, saya berhasil mengatasinya. Saya berhasil menemukan jawaban, apa titik lemah dalam diri saya sehingga saya bisa mengalami emotional exhausted.
Jawabannya adalah Self Love.
Kelihatan bulshit dan sangat tidak membantu, namun kenyataannya memang Self Love adalah hal yang saya butuhkan. Selama ini saya bekerja terlalu keras sehingga saya tidak memperhatikan diri saya sendiri. Saya lupa bahwa tubuh dan batin saya juga tersiksa dengen kehidupan saya. Setelah itu saya mulai merawat dan mencintai diri saya. Inilah hal-hal yang saya lakukan:
1. Treat my self & Give Compliments. Jika saya melakukan sebuah achievement saya mulai menerapkan untuk memberikan pujan kepada diri saya sendiri seperti 'you did a good job'. Kadang saya juga mengiming-imingi diri saya sendiri (self reward) dengan hal-hal yang saya inginkan seperti 'Ayo, kalo kamu berhasil nanti kita beli ini' atau 'ayo, kalo kamu berhasil kita bakal makan Enak'. Namun ini bukan berarti pelit untuk diri sediri. Tanpa melakukan sebuah achievement pun kita tetap harus memberikan diri kita kebahagiaan. Walaupun self reward yang berlebihan tidak baik, adakalanya kita juga memberikan hadiah kecil untuk diri kita ketika berhasil melakukan sebuah pencapaian.
2. Socialize. Kita semua adalah mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Terkadang saya sengaja mengosongkan waktu untuk social interact dengan teman-teman saya, jalan-jalan, nonton, ataupun sekedar nongkrong, duduk-duduk dan bercerita satu sama lain. Hal ini merupakan hal yang menurut saya adalah sebuah kunci. Karena hampir semua saya Lakukan sendiri, sisipkan waktu untuk bertemu orang lain dan saling bercerita satu sama lain, curhat, menyampaikan keluh kesah, dll adalah hal yang sangat menyenangkan dan cukup menambah energi.
3. Cari hiburan. Jangan melulu mengerjakan tugas, melakukan hal-hal berat yang bisa bikin stress. Kadang kita juga harus memberi hiburan kepada diri kita sendiri agar tidak stress dan menjadi lebih rilex seperti movie marathon, jalan-jalan, atau bahkan sekedar main game di hp.
4. Jaga pola makan. Jangan sampai mental pain ikut-ikutan menjadi physical pain. Terkadang stress dapat mempengaruhi kesehatan. Dulu saya pernah tiba-tiba sakit perut seharian penuh sampai masuk rumah sakit, dan kata dokter saya baik-baik saja, hanya sedikit stress. Dia menyarankan saya untuk mengurangi kegiatan yang menyebabkan stress dan perbaiki pola makan agar saya bisa kembali pulih.
5. Dengerin Musik. Ini juga sering saya lakukan sebagai short escape jika sedang lelah dan penat menghadapi sesuatu. Lagu apa yang saya dengarkan pun sesuai dengen mood saya. Kadang saya membutuhkan nadanya, kadang juga saya membutuhkan liriknya. Rekomendasi lagu, Cobain dengerin Lagu Kunto Aji - Rehat pake headset volume up!
Itulah hal-hal yang saya Lakukan untuk mengatasi kelelahan emosi saya. Sekarang saya sudah jarang sampai ke tahap emotional exhausted karena jika sudah mulai stress saya biasanya langsung mencari kegiatan yang bisa menenangkan pikiran dan beban, seperti yang saya tulis. Sekian tulisan saya, semoga membantu
Citation:
Tourigny, Louise & Baba, Vishwanath & Han, Jian & Wang, Xiaoyun. (2012). Emotional exhaustion and job performance: The mediating role of organizational commitment. International Journal of Human Resource Management - INT J HUM RESOUR MANAG. 24. 1-19. 10.1080/09585192.2012.694109.