Each day is born with a sunrise
and ends in a sunset, the same way we
open our eyes to see the light,
and close them to hear the dark.
You have no control over
how your story begins or ends.
But by now, you should know that
all things have an ending.
Every spark returns to darkness.
Every sound returns to silence.
And every flower returns to sleep
with the earth.
The journey of the sun
and moon is predictable.
But yours,
is your ultimate
ART.
― Suzy Kassem
This time is different than the usual. This is literally an unplanned journey. Semua bermula ketika aku, Ade, dan Danni mulai khawatir dengan teman pria semata wayang kami yang namanya mas Gloriano yang sudah tidak ada kabar selama beberapa abad (baca: sejak sabtu). Berhubung kami sedang menjadi pengangguran dan sudah selesai UTS, dan juga karena takut terjadi sesuatu, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk mengunjungi rumah Ano yang letaknya di daerah prambanan, dengan hanya berbekal sepotong alamat dari kakaknya. Kurang nekad apa lagi?
So here we go. Dari kampus jam 12, waktu yang tepat untuk makan siang. Walau agak terputar-putar, pada akhirnya kami sampai juga. Kondisi korban: Aman walau agak sedikit hamburadul, terlihat kurang gizi dan kurusan, tak ada kuota tak ada uang. Karena rasa iba dan simpati serta empati yang kuat akhirnya kami memutuskan untuk memboyongnya (ealah) ke Restoran klasik Prambanan didekat rumahnya yang kebetulan aku lupa namanya. Disana suasananya enak, tenang dan dikelilingi pemandangan hijau. Ditempat ini pula kami mulai berbicara ngawur mulai dari perbincangan yang masuk akal sampai yang tidak masuk akal, hingga sampailah kami ke titik dimana percakapan tentang pantai dan sunset dimulai.
"Jadinya kemana?"
"emm.. Bioskop?"
"Lagi bokek"
"Candi prambanan?'
"Waduh ngapain ke candi siang bolong begini"
"Indomaret"
"mEh nGopOo :("
"Pantai. Fix. nDelok SunZet"
"....." Semua fifty-fifty. Kalau ke pantai, banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari estimasi waktu sampai kesana, pantai apa yang mau dikunjungi, ngapain disana, sampai membahas pakaian kami yang nggak cocok sama sekali buat dipake kesana. Tapi, kami semua mau. Walau banyak pertimbangan, ini semua worth to try. Akhirnya agar tidak menghabiskan waktu lebih lama kami langsung memulai perjalanan.
Kami memutuskan pergi ke daerah gunung kidul karena disana banyak pilihan pantai. Tapi karena penasaran juga akhirnya lokasi yang kami gunakan di GPS adalah bukit Pengilon. Yap, di gambarnya bukit ini oke punya, namun hanya bisa berharap semoga ini sesuai dengan ekspektasi.
Perjalanan yang sangat memakan waktu. Jauh memang, tapi pemandangan di sekitar jalan syukurnya bisa membunuh kejenuhan didalam mobil. Entah ini musim gugur atau bukan, beberapa pohon di kiri-kanan jalan terlihat gugur. Bebatuan yang ada disekitar juga membuat perjalanan kali ini serasa di Sumba. Keren, namun tetap harus hati-hati karena banyak tikungan yang lumayan tajam, dan juga truk-truk angkutan yang lajunya bukan main.
Sedikit
salah jalan, akhirnya kami sampai ke sebuah pantai. Bukan bukit
Pengilon memang, tapi tempat ini juga keren. Banyak batu karang
disekitar pantai yang bisa membuat tempat ini kelihatan aesthetic. Karena kami datang saat matahari masih ada di ambang, hasil foto-foto jepretannya pun jadi keren punya walau hanya berbekal kamera hp disertai dengan beberapa trik-trik dalam memotret.
…she remembered watching a summer sunset from this very spot. Not so long ago; just a lifetime.
―
Sharon Kay Penman.
We had so much fun. Menit-menit terakhir sebelum matahari tenggelam, kami memutuskan untuk menghentikan segala aktivitas yang kami lakukan ― No gadgets, no taking pictures. Just us, sitting on the rocks and having some conversations. Duduk-duduk sambil menikmati sunset is the best feeling ever. Apalagi ditemani oleh orang-orang yang telah menemaniku selama tiga semester ini. Mencoba untuk lebih memanfaatkan suasana Luhade mulai melontarkan ide gila: bermain Truth or Truth sambil melewatkan sunset. Hmm. What kind of question will they give to me? Should i say the truth? :)
i Won't sugarcoat it, but better days are coming. Maybe not today, but eventually. Don't let your whole day ruined by some little things. Think of it as a bad minute, not a bad day, and
you’ll be OK. Stress begins when your worry list is longer than your
gratitude list. Happiness begins when your gratitude list is longer than
your worry list. So find something to be thankful for today. Be sure to
appreciate what you’ve got. Be thankful for the little things in life
that mean a lot.”
―The Angel Affect
In frame (Exclude me):
-Aloysia Danni Novena Addi
-Ni Luh Made Widya
-Gloriano Kevin Wairo (Cameo)
RS2018. All Right Reserved.