Sebenarnya, trip kali ini sungguh dadakan dan diluar rencana. Sempat takut karena situasi pandemi seperti ini, tapi karena memang ada urusan dan tidak bisa ditunda, akhirnya perjalanan ditengah pandemi saya dimulai.
Tujuan akhir saya adalah Jakarta. Saya terbang dari Bandar Udara Mozes Kilangin International Airport Timika, Papua pukul 15.25 WIT, transit di Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar selama kurang lebih 1 jam dan terbang lagi ke Jakarta menggunakan pesawat Batik dan estimasi waktu sampai sekitar pukul 22.30 WIT, atau jam 8 Malam waktu Jakarta.
So here's the route: Tim - Mks - Jkt, dan perjalanan memakan waktu kurang lebih 7 jam.
Waktu itu saya dapat harga tiket yang lumayan murah, sekitar IDR 2,200,000 saja Via Traveloka menggunakan Maskapai Batik. Batik merupakan salah satu maskapai favorite saya karena jarang delay. Kalaupun delay, paling tidak kurang dari sejam.
Oh iya, Penerbangan Via Batik juga dikasih makan loh surprisingly. Padahal saya kira bakalan starve to death sampai tiba di Bandara Makassar. Lumayan lah, untuk mengganjal perut, sebelumnya saat naik maskapai lain gak dikasih soalnya🥺. Makanannya juga masih panas, walaupun sebenarnya rada ngeri-ngeri gitu makan pas pandemi😣
Selain itu, yang buat saya memilih naik pesawat Batik adalah karena maskapai ini memiliki banyak rute, tidak seperti beberapa maskapai lain yang rutenya hanya di beberapa bandara saja. Lalu juga Batik menyediakan hiburan yang bisa diakses secara online untuk para penumpang, sehingga perjalanan kurang lebih 7 jam disini tidak akan begitu membosankan. Jangan lupa download Aplikasi TRIPPER sebelum terbang bersama Maskapai Batik yaa, karena wifi dan akses internet hanya bisa dibuka menggunakan aplikasi Tripper.
Syarat dan Ketentuan Bepergian Menggunakan Pesawat:
Karena sudah ada peraturan baru, jadi untuk saya yang sudah vaksin 2x (dosis 1 dan 2) hanya perlu melampirkan bukti tes Antigen 1x24 jam. Lumanyan menghemat budget sih, saya tidak harus PCR yang harganya di tempat saya waktu itu sekitar 500ribuan. Untuk yang belum vaksin dosis 1 dan dosis 2 masih harus pakai PCR ya teman-teman. Tapi asiknya tes PCR sendiri berlaku 3x24 jam, jadi cocok untuk yang sedang melakukan perjalanan jauh, jadi tidak usah tes berulang-ulang.
Selain Bukti hasil tes Antigen, Aplikasi Peduli Lindungi juga wajib ada di Hp untuk scan lokasi dan input EHAC. Walaupun memang sedikit ribet terutama untuk orang tua yang belum terlalu paham soal teknologi, menurut saya langkah-langkah seperti ini sangat membantu pemerintah juga untuk mentracking pergerakan kita, terutama yang memiliki mobilitas yang tinggi.
Lalu pastikan teman-teman (passanger) harus dalam keadaan sehat dan fit, lalu menggunakan masker kn95 atau paling tidak masker medis yang dilapis 2x.
Untuk syarat dan ketentuan hanya ini saja ya guys. Lumayan simple bukan? inilah mengapa di Bandara sangat-sangat ramai, tidak terlihat seperti dunia sedang pandemi. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah seutuhnya, karena mau tidak mau kita harus hidup secara berdampingan dengan pandemi dan menerima kenyataan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Yang perlu dilakukan adalah kesadaran diri masing-masing untuk menaati protokol kesehatan, rajin cuci tangan, kurangi mobilitas, dan hindari keramaian.
Untuk penerbangan saya, di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar saya transit selama kurang lebih 1 jam di bandara. Jujur saya agak takut masuk bandara ini karena bandara ini menjadi salah satu bandara terpadat di Indonesia. Benar saja, waktu saya mulai memasuki bandara, suasana sangat-sangat ramai dan orang-orang dimana-mana; menunggu kedatangan pesawat di ruang tunggu. Yang paling terasa adalah suhu ruangan yang terasa sangat panas, mungkin karena air conditioner nya sengajaja dinaikan agar virus tidak gampang berkembang biak? (cmiiw)
Selain padat, di tiket saya juga tidak tertera ruang tunggu dan pintu boarding pass selanjutnya. Anehnya, pengumuman penerbangan juga tidak semua dipajang di monitor dan tidak ada suara mbak-mbak yang biasanya memberikan pengumuman. Petugas yang berjaga juga kelihatan sibuk dan tidak tahu banyak soal penerbangan, alhasil saya dilempar kiri-kanan tanpa kepastian. Untungnya karena sudah capek bertanya, akhirnya saya menelusuri gate satu-satu dan menanyakan nya di tiap petugas yang jaga dan akhirnya dapat juga. Anehnya, saat itu ternyata sudah selesai cek boarding pass dan tinggal terbang. Sekali lagi, tidak ada pengumuman. Hampir saja saya ketinggalan pesawat dan menikmati hidup baru di Makassar.... *hehhe*
Akhirnya masuk pesawat juga, last banget tbl tbl tbl |
Akhir dari perjalanan, saya tutup dengan kehebohan rombongan dibelakang saya, yang ternyata masih kurang satu orang sedangkan pesawat sudah take off. Kenapa bisa terjadi? karena nyasar juga dong. Siapa yang tau gate mana pesawatnya terbang kalau petugasnya tidak ada yang bisa ditanya dan suara pengumuman juga tidak ada? Apalagi beliau yang ketinggalan ini katanya sudah sepuh dan agak gaptek. Saya cuma bisa elus dada mendengarnya. Untungnya saya sampai di Bandar Udara Soekarno Hatta dengan selamat dan tepat waktu, dan langsung cus nyari grab.
What a day! Akhirnya bisa istirahat di Jakarta selama beberapa saat sebelum melanjutkan perjalanan ke Jogjah tercinta. Lumayan mendebarkan, tapi tentu saja asik!😆
Rs2022.
All Right Reserves.